terutamasehat.blogspot.com - Fakta bahwa foto selfie ternyata lebih mematikan daripada serangan hiu tampak berlebihan. Namun menurut penelitian statistik terbaru, informasi tersebut memang benar adanya. Di tahun 2015, 12 orang telah tewas akibat foto selfie, lebih tinggi dibanding korban tewas akibat serangan hiu yang 'hanya' berjumlah 8 orang.
Siapa yang tak pernah foto selfie? Hampir setiap orang pernah melakukannya. Bahkan ketika teknologi fotografi praktis ditemukan pada tahun 1830, tak lama setelahnya, Robert Cornelius memfoto dirinya sendiri pada 1839, menjadikannya sebagai foto selfie pertama di dunia.
Faktanya, tren ini telah menjadi semacam obsesi bagi sebagian orang, terutama anak muda. Mereka yang suka momotret dirinya sendiri paling tinggi persentasenya dilakukan oleh orang berumur antara 18 hingga 34 tahun. Namun anak-anak atau orangtua juga mulai demam foto selfie.
Para ahli menyebutkan perilaku ini telah menjadi obsesi berlebihan bagi sebagian orang dan mereka menggolongkannya sebagai penyakit mental. Hanya karena ingin mendapat perhatian, banyak orang mencoba melakukan foto selfie dengan cara keterlaluan yang malah membahayakan nyawa mereka.
Beberapa melakukan foto selfie bersama hewan berbahaya, atau ada juga yang berfoto selfie dari atas gedung yang sangat tinggi. Semakin berbahaya foto yang diambil, semakin mereka bangga dan berharap bisa membuat kagum banyak orang.
Bahkan, kini pemerintah Rusia sedang giat mengkampanyekan bahaya foto selfie. Menteri dalam negeri Rusia memperingatkan "Sebelum mengambil foto selfie, setiap orang harus memahami fakta bahwa mengejar jumlah 'like' di media sosial dapat membawa seseorang menuju kematian dan foto ekstrim terakhirnya dapat merubahnya menjadi almarhum."
Jadi, foto selfie boleh-boleh saja dilakukan sebagai bentuk ekspresi diri, tapi jangan terobsesi. Jangan sampai nyawa melayang hanya gara-gara ingin eksis.
Sumber : The Telegraph, Petapixel, Mashable
Siapa yang tak pernah foto selfie? Hampir setiap orang pernah melakukannya. Bahkan ketika teknologi fotografi praktis ditemukan pada tahun 1830, tak lama setelahnya, Robert Cornelius memfoto dirinya sendiri pada 1839, menjadikannya sebagai foto selfie pertama di dunia.
Faktanya, tren ini telah menjadi semacam obsesi bagi sebagian orang, terutama anak muda. Mereka yang suka momotret dirinya sendiri paling tinggi persentasenya dilakukan oleh orang berumur antara 18 hingga 34 tahun. Namun anak-anak atau orangtua juga mulai demam foto selfie.
Para ahli menyebutkan perilaku ini telah menjadi obsesi berlebihan bagi sebagian orang dan mereka menggolongkannya sebagai penyakit mental. Hanya karena ingin mendapat perhatian, banyak orang mencoba melakukan foto selfie dengan cara keterlaluan yang malah membahayakan nyawa mereka.
Beberapa melakukan foto selfie bersama hewan berbahaya, atau ada juga yang berfoto selfie dari atas gedung yang sangat tinggi. Semakin berbahaya foto yang diambil, semakin mereka bangga dan berharap bisa membuat kagum banyak orang.
Bahkan, kini pemerintah Rusia sedang giat mengkampanyekan bahaya foto selfie. Menteri dalam negeri Rusia memperingatkan "Sebelum mengambil foto selfie, setiap orang harus memahami fakta bahwa mengejar jumlah 'like' di media sosial dapat membawa seseorang menuju kematian dan foto ekstrim terakhirnya dapat merubahnya menjadi almarhum."
Jadi, foto selfie boleh-boleh saja dilakukan sebagai bentuk ekspresi diri, tapi jangan terobsesi. Jangan sampai nyawa melayang hanya gara-gara ingin eksis.
Kampanye pemerintah Rusia yang melarang foto selfie di tempat berbahaya |
Sumber : The Telegraph, Petapixel, Mashable
Awas, Foto Selfie Ternyata Lebih Mematikan Dari Serangan Hiu
Reviewed by JMG
on
October 02, 2015
Rating:
No comments: